Tiga Bekal Menyambut Ramadhan
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Tinggal
menunggu hitungan jam kita akan memasuki bulan penuh barokah, Ramadhan
mubarok. Kita akan melihat tiga bekal yang semestinya disiapkan sebelum
memasuki bulan Ramadhan yang kami simpulkan dari wejangan para ulama.
Tiga bekal tersebut adalah:
Pertama: Bekal ilmu.
Bekal ini amat utama sekali agar ibadah kita menuai manfaat, berfaedah, dan tidak asal-asalan. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
“Barangsiapa
yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak
kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf, hal.
15).
Tidak
tahu akan hukum puasa, bisa jadi puasa kita rusak. Tidak tahu apa saja
hal-hal yang disunnahkan saat puasa, kita bisa kehilangan pahala yang
banyak. Tidak tahu jika maksiat bisa mengurangi pahala puasa, kita bisa
jadi hanya dapat lapar dan dahaga saja saat puasa. Tidak tahu jika
dzikir bareng-bareng entah sehabis shalat lima waktu atau di antara
tarawih atau sehabis witir, itu tidak ada dalilnya, akhirnya yang
didapat hanya rasa capek karena tidak menuai pahala. Ingatlah syarat
diterimanya ibadah bukan hanya ikhlas. Ibadah bisa diterima jika
mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, alias ada
dalilnya. Namun demikianlah masyarakat kita kadang beribadah
asal-asalan, asal ‘ngikut’, yang penting ikhlas katanya, padahal ibadah
yang dilakukan tidak ada dalil dan tuntunannya. Apa saja kata pak Kyai,
pokoknya ‘manut’? Wallahul musta’an.
Kedua: Perbanyak taubat.
Inilah
yang dianjurkan oleh para ulama kita. Sebelum memasuki bulan Ramadhan,
perbanyaklah taubat dan istighfar. Semoga di bulan Ramadhan kita bisa
menjadi lebih baik. Kejelekan dahulu hendaklah kita tinggalkan dan ganti
dengan kebaikan di bulan Ramadhan. Ingatlah bahwa syarat taubat yang
dijelaskan oleh para ulama sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir
rahimahullah, “Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang
telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. Lalu
jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus
menyelesaikannya/ mengembalikannya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim,
14:61). Inilah yang disebut dengan taubat nashuha, taubat yang tulus dan
murni. Moga Allah menerima taubat-taubat kita sebelum memasuki waktu
barokah di bulan Ramadhan sehingga kita pun akan mudah melaksanakan
kebaikan.
Di antara do’a untuk meminta segala ampunan dari Allah adalah do’a berikut ini:
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ
أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى
وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى
“Allahummagh-firlii
khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi
minni. Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa ‘amdii, wa
kullu dzalika ‘indii” (Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku,
sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau
lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan
yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula
kesalahanku saat aku tidak sengaja maupun sengaja, ampunilah segala
kesalahan yang kulakukan) (HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no. 2719).
Catatan
penting yang mesti kami sampaikan. Mungkin selama ini tersebar sms
maaf-maafkan di tengah-tengah kaum muslimin menjelang Ramadhan. Ingat
bahwa meminta maaf itu memang disyariatkan terhadap sesama apalagi
ketika berbuat salah, betul memang bentuk taubatnya adalah minta
dimaafkan. Namun bukan jadi kelaziman setiap orang harus minta maaf,
padahal tidak ada salah apa-apa. Apalagi kelirunya lagi jika hal ini
dianggap kurang afdhol jika tidak dijalani menjelang Ramadhan. Hanya
Allah yang bisa memberi taufik.
Ketiga: Banyak memohon kemudahan dari Allah.
Selain
dua hal di atas, kita juga harus pahami bahwa untuk mudah melakukan
kebaikan di bulan Ramadhan, itu semua atas kemudahan dari Allah. Jika
kita terus pasrahkan pada diri sendiri, maka ibadah akan menjadi sulit
untuk dijalani. Karena diri ini sebenarnya begitu lemah. Oleh karena
itu, hendaklah kita banyak bergantung dan tawakkal pada Allah dalam
menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Terus memohon do’a pada Allah agar
kita mudah menjalankan berbagai bentuk ibadah baik shalat malam, ibadah
puasa itu sendiri, banyak berderma, mengkhatamkan atau mengulang hafalan
Qur’an dan kebaikan lainnya.
Do’a yang bisa kita panjatkan untuk memohon kemudahan dari Allah adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
”Ya
Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau
menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan
menjadi mudah]. (Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya
3:255. Dikeluarkan pula oleh Ibnu Abi ‘Umar, Ibnus Suni dalam ‘Amal
Yaum wal Lailah).
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
”Ya
Allah, aku memohon pada-Mu agar mudah melakukan kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran). (HR. Tirmidzi no. 3233, shahih menurut Syaikh
Al Albani).
Semoga
Allah menjadikan Ramadhan kita lebih baik dari sebelumnya. Marilah kita
menyambut Ramadhan mubarok dengan suka cita, diiringi ilmu, taubat dan
perbanyak do’a kemudahan.
Sumber https://rumaysho.com/1875-3-bekal-menyambut-ramadhan.html
Muslim Harus Bergembira Menyambut Ramadhan
dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Bergembira Menyambut Ramadhan, Salah Satu Wujud Keimanan
Salah
satu tanda keimanan adalah seorang muslim bergembira menyambut
Ramadhan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka
ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang tamu
Ramadhan akan datang. Tentu lebih senang lagi jika ia menjumpai
Ramadhan.
Hendaknya
seorang muslim khawatir akan dirinya jika tidak ada perasaan gembira
akan datangnya Ramadhan. Ia merasa biasa-biasa saja dan tidak ada yang
istimewa. Bisa jadi ia terluput dari kebaikan yang banyak. Karena ini
adalah karunia dari Allah dan seorang muslim harus bergembira.
Allah berfirman,
ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ
“Katakanlah:
‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus [10]: 58).
Lihat
bagaimana para ulama dan orang shalih sangat merindukan dan berbahagia
jika Ramadhan akan datang. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata,
ﻗَﺎﻝَ
ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ : ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ
ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻬُﻢْ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧَﺎﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ
ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻠَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ
“Sebagian
salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama
enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian
mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal
shalih di Ramadhan yang lalu) mereka.” (Latha’if Al-Ma’arif hal. 232)
Kenapa Harus Bergembira Menyambut Ramadhan?
Kegembiraan
tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada
bulan Ramadhan. Beribadah semakin nikmat dan lezatnya bermunajat kepada
Allah
Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan sebagaimana dalam hadits berikut.
ﻗَﺪْ
ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ
ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ
ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ
ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah
datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan
atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya.
Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya
terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa
yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad
dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam
Takhrijul Musnad (8991))
Ulama menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan kita harus bergembira dengan datangnya Ramadhan.
Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan,
ﻫﺬﺍ
ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺑﺸﺎﺭﺓ ﻟﻌﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﺑﻘﺪﻭﻡ ﺷﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﺧﺒﺮ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﺑﻘﺪﻭﻣﻪ ، ﻭﻟﻴﺲ ﻫﺬﺍ ﺇﺧﺒﺎﺭﺍً ﻣﺠﺮﺩﺍً ،
ﺑﻞ ﻣﻌﻨﺎﻩ : ﺑﺸﺎﺭﺗﻬﻢ ﺑﻤﻮﺳﻢ ﻋﻈﻴﻢ
( ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ .. ﻟﻠﻔﻮﺯﺍﻥ ﺹ 13 )
ﺃﺗﻰ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻔﺘﺢ ﻓﻴﻪ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺔ ، ﻭ
“Hadits
ini adalah kabar gembira bagi hamba Allah yanh shalih dengan datangnya
Ramadhan. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi kabar kepada
para sahabatnya radhiallahu ‘anhum mengenai datangnya Ramadhan. Ini
bukan sekedar kabar semata, tetapi maknanya adalah bergembira dengan
datangnya momen yang agung.” (Ahaditsus Shiyam hal. 13)
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan,
ﻛﻴﻒ
ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺑﻔﺘﺢ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺬﻧﺐ ﺑﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻨﻴﺮﺍﻥ
ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﺑﻮﻗﺖ ﻳﻐﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﻳﺸﺒﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺯﻣﺎﻥ
“Bagaimana
tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya
pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin
seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah
waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada
suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan). (Latha’if Al-Ma’arif hlm.
148)
Catatan: Hadits Dhaif Terkait Kegembiraan Menyambut Ramadhan
Ada
hadits yang menyebutkan tentang bergembira menyambut Ramadhan, akan
tetapi haditsnya oleh sebagian ulama dinilai dhaif bahkan maudhu’
(palsu)
ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ
“Barangsiapa
bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan
jasadnya masuk neraka. (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat
An-Nasihin)
Setelah
dimulai dengan perasaan gembira menyambut Ramadhan, tahap selanjutnya
adalah persiapan menyambut Ramadhan agar Ramadhan yang kita jalankan
bisa maksimal.
Demikian semoga bermanfaat
Sumber: https://muslim.or.id/