Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam.” [Al-A’raaf: 54]
Dan Allah Azza wa Jalla berfirman:
ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۚ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
“…Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah Rabb-mu, milik- Nya-lah kerajaan.
Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah, tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari.” [Faathir: 13]
Allah Ta’ala berfirman:
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ
“Allah yang menciptakan segala sesuatu.” [Az-Zumar: 62]
Bahwasanya Dia adalah Pemberi rizki bagi setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya.” [Huud: 6]
Dan
bahwasanya Dia adalah Penguasa alam dan Pengatur semesta, Dia yang
mengangkat dan menurunkan, Dia yang memuliakan dan menghinakan,
Mahakuasa atas segala sesuatu, Pengatur adanya siang dan malam, Yang
menghidupkan dan Yang mematikan.
Allah menyatakan pula tentang keesaan-Nya dalam Rububiyyah-Nya atas segala alam semesta. Firman Allah Ta’ala:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala puji bagi Allah Rabb (Penguasa) semesta alam.” [Al-Faatihah :2]
Allah
menciptakan seluruh makhluk-Nya di atas fitrah pengakuan terhadap
Rububiyyah-Nya. Bahkan orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah dalam
ibadah pun mengakui keesaan dan sifat Rububiyyah-Nya. Sebagaimana
firman Allah Ta’ala:
قُلْ
مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ قُلْ مَنْ بِيَدِهِ
مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ فَأَنَّىٰ تُسْحَرُونَ
“Katakanlah,
‘Siapakah Rabb langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang besar?’ Mereka
akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah , ‘Maka mengapa kamu tidak
bertaqwa?’ Katakanlah, ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan
atas segala sesuatu sedang Dia melindungi dan tidak ada yang dapat
dilindungi dari-Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka menjawab, ‘Kepunyaan
Allah.’ Katakanlah, ‘(Kalau demikian) maka dari jalan manakah kamu
ditipu?” [Al-Mu’-minun: 86-89]
Firman Allah Ta’ala:
قُلْ
مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ
السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ
فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ فَذَٰلِكُمُ اللَّهُ
رَبُّكُمُ الْحَقُّ ۖ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ ۖ
فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
“Katakanlah:
‘Siapakah yang memberi rizki kepadamu, dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pen-dengaran dan penglihatan, dan
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan yang
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur
segala urusan.’ Maka mereka menjawab: ‘Allah.’ Maka katakanlah: ‘Mengapa
kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?’ Maka, (yang demikian) itu adalah
Allah Rabb-mu yang sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu
melainkan kesesatan. Maka, bagaimanakah kamu dipalingkan (dari
kebenaran)?” [Yunus: 31-32]
Juga firman-Nya:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ
“Dan
sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?’ Niscaya mereka akan menjawab: ‘Semuanya diciptakan
oleh Yang Maha Perkasa lagi Mahamengetahui.’” [Az-Zukhruuf: 9]
Kaum
musyrikin mengakui bahwasanya hanya Allah sajalah Pencipta segala
sesuatu, Pemberi rizki, Pemilik langit dan bumi dan Pengatur alam
semesta, namun mereka juga menetapkan berhala-berhala yang mereka anggap
sebagai penolong, yang mereka bertawassul dengan berhala tersebut dan
menjadikan mereka pemberi syafa’at, sebagaimana yang disebutkan dalam
beberapa ayat. [2]
Dengan perbuatan tersebut, maka mereka tetap dalam ke-adaan musyrik, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
“Dan
tidaklah sebagian besar dari mereka beriman kepada Allah, melainkan
(mereka) dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan
lain ).” [Yusuf: 106]
Sebagian
ulama Salaf berkata: “Jika kalian tanyakan pada mereka: ‘Siapa yang
menciptakan langit, bumi dan gunung-gunung?’ Mereka pasti menjawab:
‘Allah.’ Walaupun demikian mereka tetap saja menyembah kepada
selain-Nya.” [3]
Jadi,
tauhid Rububiyyah ini diakui semua orang. Tidak ada ummat manapun yang
menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakui-Nya,
melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lain-Nya. Sebagaimana perkataan
para Rasul yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Berkata rasul-rasul mereka, ‘Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?’…” [Ibrahim: 10]
Adapun
orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah Fir’aun. Namun
demikian di hatinya masih tetap meyakini keberadaan Allah. Sebagaimana
perkataan Musa Alaihissallam kepadanya:
قَالَ
لَقَدْ عَلِمْتَ مَا أَنْزَلَ هَٰؤُلَاءِ إِلَّا رَبُّ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ بَصَائِرَ وَإِنِّي لَأَظُنُّكَ يَا فِرْعَوْنُ مَثْبُورًا
“Musa
menjawab, ‘Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tidak ada yang
menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Rabb yang memelihara langit dan
bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu,
wahai Fir’aun, adalah seorang yang akan binasa.’” [Al-Israa:102]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menceritakan tentang Fir’aun dan kaumnya:
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا
“Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan ke-sombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)-nya…” [An-Naml: 14]
Tauhid
Rububiyyah ini tidak bermanfaat bagi seseorang yang mengimaninya,
kecuali dia diberi petunjuk untuk beriman kepada dua macam tauhid
lainnya, yaitu tauhid Uluhiyyah dan tauhid al-Asma’ wash Shifat.
Karena Allah telah memberitakan kepada kita bahwa orang-orang musyrikin
telah mengenal tauhid Rububiyyah yang dimiliki Allah, namun demikian
tidak memberikan manfaat kepada mereka, sebab mereka tidak
mengesakan-Nya dalam beribadah.
Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Seandainya keimanan kepada tauhid
Rububiyyah ini saja dapat menyelamatkan, tentunya orang-orang musyrik
telah diselamatkan. Akan tetapi urusan yang amat penting dan menjadi
penentu adalah keimanan kepada tauhid Uluhiyyah yang merupakan pembeda
antara orang-orang musyrikin dan orang-orang yang mentauhidkan Allah
Ta’ala.” [4]
_______
Footnote
[1].
Disadur dari Syarah Ushuulil Iimaan (hal. 19-20), oleh Syaikh Muhammad
bin Shalih al-‘Utsaimin dan ‘Aqiidatut Tauhiid (hal. 16-18) oleh Syaikh
Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah al-Fauzan.
[2]. Lihat QS. Yunus:18 dan az-Zumar: 3, 43-44.
[3].
Disebutkan oleh Ibnu Katsir dari Ibnu ‘Abbas, Mujahid, ‘Atha’,
‘Ikrimah, asy-Sya’bi, Qatadah dan lainnya -رحمهم الله-. Lihat Tafsiir
Ibni Katsiir (II/541-542).
[4]. Madaarijus Saalikiin (I/355) oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
Sumber: https://almanhaj.or.id/